Pada artikel kali ini, Saya akan membahas tentang salah satu proyek Crypto yang cukup terkenal dengan inovasi teknologi mereka yang menjadikan proyek Crypto ini berbeda dengan proyek Crypto lainnya, Celestia.
Dalam dunia Cryptocurrency, Blockchain adalah salah satu inovasi manusia yang dianggap sebagai teknologi masa depan. Aset Crypto pertama yang paling dikenal telah menggunakan teknologi Blockchain adalah Bitcoin. Dengan Bitcoin, semua orang di segala penjuru Dunia dapat mengirimkan BTC yang mereka miliki ke alamat wallet user yang ingin mereka tuju tanpa adanya perantara pihak ketiga dan dengan Blockchain, segala transaksi yang dilakukan akan tercatat dalam sebuah buku besar sehingga siapapun dapat melakukan cek terhadap transaksi-transaksi yang telah terjadi dan dijaga serta dikelola oleh ratusan, ribuan bahkan jutaan Node di berbagai belahan dunia, menjadikan teknologi Blockchain sebagai sebuah teknologi yang aman, terdesentralisasi dan memiliki skalabilitas masif.
Akan tetapi, agar bisa memvalidasi 1 buah blok BTC yang nantinya akan ditambahkan ke dalam Blockchain Bitcoin membutuhkan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 10 menit/blok. Oleh karena itu, seorang ahli Cryptography bernama Vitalik, membangun Blockchain Ethereum yang memiliki skalabilitas lebih baik dibandingkan Bitcoin karena mampu memvalidasi blok dalam kurun waktu 12~15 detik/blok.
Meski demikian, Ethereum memiliki kelemahan pada Throughput nya dimana jaringan Ethereum sering kali mengalami hambatan apabila dalam 1 aktivitas, ada begitu banyak transaksi yang harus diproses sehingga menurunkan kemampuan skalabilitas Ethereum dalam memproses transaksi, menjadikan harga fee per-transaksi Ethereum melambung tinggi dan waktu pemrosesan bisa memakan waktu hingga berjam-jam. Hal ini dapat diatasi dengan membangun jaringan Layer-2 diatas Blockchain Ethereum yang bertujuan untuk memindahkan transaksi-transaksi yang menumpuk agar dapat dikelola di jaringan Layer-2 sebelum nantinya akan dikirimkan kembali ke mainnet Ethereum.
Sumber gambar : cointelegraph.com
Akan tetapi, Celestia memiliki caranya tersendiri dalam menangani masalah skalabilitas Blockchain ini yaitu dengan memanfaatkan teknologi Blockchain Modular. Berbeda dengan Blockchain Konvensional (Monolithic) seperti milik Ethereum, Blockchain Modular memiliki skalabilitas yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan dalam 1 blok, terdapat 4 layer yang masing-masing layer memiliki tugas yang berbeda-beda pula. Misal, Execution layer memiliki tugas mengeksekusi dan merupakan layer/lapisan dimana sebuah transaksi berinteraksi dengan Smart Contract atau Settlement Layer yang merupakan lapisan dimana sebuah transaksi diselesaikan. Blockchain Monolithic pada umumnya mengelola keseluruhan proses tersebut dalam 1 blok, berbeda dengan Blockchain Modular Celestia yang membagi tugas pengelolaan sebuah blok menjadi 3 bagian independent, dimana Execution Layer, Settlement Layer, Consensus & Data Availability Layer dikerjakan secara terpisah. Contoh aset Crypto lain yang juga merupakan Blockchain Monolithic adalah Solana.
Sumber gambar : celestia.org/learn
Pada Blockchain Monolithic yang menampung semua lapisan tugas dalam 1 blok, dapat meningkatkan jumlah fee yang harus dibayarkan apabila jumlah transaksi terus bertambah dan sering kali terjadi persaingan Komputasi antar dApps yang dibangun diatas Blockchain Monolithic. Hal ini dikarenakan dalam 1 rantai terdapat beberapa aplikasi yang dibangun dan tiap aplikasi tersebut pastinya ingin aktivitas transaksi mereka yang diproses terlebih dahulu. Tetapi ini tidak berlaku pada Blockchain Modular Celestia dimana tiap dApps hidup pada chain yang berbeda-beda, sehingga tiap aplikasi tidak perlu bersaing untuk Komputasi dan tiap transaksi dari masing-masing aplikasi dapat diselesaikan pada waktu yang sama.
Celestia juga telah mengembangkan inovasi untuk lapisan Data Availability mereka yang disebut Data Availability Sampling (DAS). Pada dasarnya, dalam setiap blok yang telah divalidasi, akan ada Node yang memverifikasi keabsahan isi dari Blok yang telah divalidasi oleh Validator sebelumnya. Permasalahan dari verifikasi blok pada Blockchain Monolithic adalah biasanya Node akan mengunduh data pada blok secara menyeluruh dengan tujuan untuk menjamin ketersediaan data dari setiap blok yang ada. Tetapi, apabila ukuran sebuah blok terlalu besar dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah Node yang dapat berpartisipasi dalam memverifikasi sebuah blok, karena tidak semua orang memiliki Device/perangkat dengan spesifikasi tinggi.
Dengan DAS Celestia, kini Node dengan Device yang memiliki spesifikasi rendah dapat ikut berpartisipasi dalam memverifikasi sebuah blok, Node-Node tersebut disebut sebagai Light Node. Berbeda dengan Node pada Blockchain Monolithic, Light Node tidak perlu mengunduh keseluruhan data pada blok melainkan hanya perlu mengunduh bagian penting dari setiap blok.
Sumber gambar : celestia.org
Untuk Kapitalisasi Pasar (MarketCap) TIA saat ini adalah sebesar $2,12Miliar pada level harga $5,11 dengan total suplai token mencapai 1,08Miliar TIA dan terdapat 414,09Juta TIA yang saat ini telah beredar disirkulasi (38% dari total suplai) dengan total volume perdagangan hari ini mencapai $587,5Juta US Dollar dilansir dari coingecko.com per-riset ini dipublikasikan.
Sumber gambar : www.tradingview.com
Dengan alokasi token sebagai berikut :
Sumber gambar : en.cryptonomist.ch
Dilansir dari Chainbroker, Celestia sering kali masuk sebagai 10 aset Crypto dengan rasio staking tertinggi bersama dengan Solana, Aptos, Sui dan Bittensor.
Sumber gambar : chainbroker.io
Celestia juga di backing oleh banyak Venture Capital besar, mulai dari VC Tier 1 hingga 3 seperti Binance Labs, Polychain Capital, Blockchain Capital, Jump Crypto dan OKX Venture. Baru-baru ini, Celestia juga telah mendapatkan pendanaan sebesar $100Juta dari beberapa Venture Capital ternama seperti Bain Capital Crypto, Robot Ventures dan 1kx pada tanggal 23 September 2024 yang lalu dilansir dari cointelegraph.com
Sumber gambar : blog.celestia.org
Untuk saat ini, harga token Celestia yaitu TIA telah mengalami penurunan hingga -75% dari All Time High nya sejak 10 Februari 2024, berdasarkan data on-chain dari tokenterminal.com. Token TIA sendiri tengah mengalami peningkatan +21,9% sejak 7 hari terakhir, +3,4% sejak 30 hari terakhir, -5,2% sejak 90 hari terakhir dan -31,8% sejak 180 hari terakhir. Tetapi data Core Developers menunjukkan penurunan sebesar -20,5% dan +48,9% peningkatan volume perdagangan token TIA sejak 30 hari terakhir pada saat artikel ini dipublikasikan.